MEREKA
MERASA BENAR DI JALAN YANG SESAT
PERS HICU, Ambon - Pilkada 2015 Sarana Kebodohan Bangsa
Ini Akan Menjadi Kebenaran Sejarah Bangsa Kita Ke Depan! (29/07/2015)
NKRI ini
rusak oleh para komprador, yang sudah pasti orang-orang Bangsa
Indonesia yang munafik-bicara dusta-ingkar janji-berjiwa khianat, dimana
mereka boleh jadi duduk di Lembaga-Lembaga Tinggi Negara, duduk di
PEMDA I dan II, personil TNI, anggota POLRI, pegawai BUMN/BUMD, anggota
partai-partai politik, pengusaha/pegawai Perusahaan asing,
pengusaha/pegawai Perusahaan domestik, LSM dan Ormas-ormas.
Mengapa ini terjadi?
Karena mereka tidak memahami dengan benar dan baik akan Lintasan
Kebenaran Perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia. Inilah kebodohan bangsa
yang terus terjadi dan bahkan seakan-akan terus dipertahankan. Mereka
buta atas kebenaran sejarah bangsanya. Begitu juga, mereka tidak
memiliki kemampuan mengoperasionalkan Lintasan Kebenaran Perjalanan
Sejarah Bangsa Indonesia untuk membangun kehidupan Kebangsaan Indonesia
yang bebas dalam tatanan sistem NKRI secara nyata.
Mereka sudah
terbiasa mendudukan dirinya sebagai operator yang berjiwa kacung, tetapi
berpenampilan elit yang seakan-akan berilmu.
Produknya,
seperti, kebijakan pengangkatan para pemimpin bangsa yang duduk di
Lembaga-Lembaga Negara (lebih parahnya sekarang NKRI sudah tidak lagi
memiliki Lembaga Tertinggi Negara lagi) mulai dari pusat hingga ke
daerah, yang diangkat dengan menggunakan PEMILU yang mengacu kepada
sistem demokrasi dengan penetapan jumlah suara terbanyak.
Aristoteles menyatakan bahwa demokrasi dengan penetapan jumlah suara itu
buruk. Oleh karenanya, "Apakah tidak dapat dikatakan juga bahwa mereka
yang terlibat dan mendukung pelaksanaan demokrasi dengan penetapan
jumlah suara terbanyak (PILKADA 2015 misalnya) itu juga terdiri dari
orang-orang Bangsa Indonesia yang buruk?"
Atau bahkan mereka
yang terlibat dan yang mendukung, sebenarnya, adalah terdiri dari
orang-orang yang malas berfikir tentang Pancasila sebagai Ilmu Kehidupan
(Kebangsaan dan Kenegaraan) Bangsa Indonesia dan mereka, lebih
parahnya, sudah merasa nyaman hidup dengan kebodohannya yang mereka
tidak ketahui dan tidak sadari. Bila diberi peringatan, mereka diam
tidak mau berfikir atau melecehkan dan meremehkan atau bahkan marah
kepada si pemberi peringatan.
Indonesia melalui PILKADA 2015
serentak ini, masyarakatnya hanya akan mengangkat orang-orang bodoh
menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing secara brutal, tanpa
landasan ilmu yang terbangun dari Lintasan Kebenaran Perjalanan Sejarah
Bangsanya.
Orang-orang bodoh yang sudah diangkat ini, kemudian,
dapat dipastikan akan membuat kebijakan, termasuk pernyataan-pernyataan
mereka, tanpa Ilmu untuk membangun kehidupan Kebangsaan Indonesia dan
tatanan sistem NKRI yang benar dan baik. Mereka sesat dan menyesatkan.
Akhirnya, keberadaan mereka, baik yang terlibat langsung maupun para
pendukungnya yang katanya memiliki kepedulian kepada daerah-daerahnya
masing, akan semakin menyengsarakan kehidupan masyarakat Bangsa
Indonesia di seluruh wilayah NKRI. Karena mereka akan selalu
mendahulukan hawa nafsu untuk birahi dan kekuasaannya baik mereka yang
terlibat langsung maupun para pendukungnya tersebut. Contoh kasus
korupsi Gubernur Sumatera Utara Gatot dengan istri ke duanya menarik
untuk disimak dan direnungkan oleh seluruh Rakyat Indonesia!
(ASHK, PETA)
(ML)
Tidak ada komentar: